Kamis, 29 November 2012

Mengatasi persoalan moge ini

Bayar Rp 2.000 di Tol Tomang 

Ini alasan Jasa Marga

Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - PT Jasa Marga selaku pengelola Tol Tomang sudah melakukan penelusuran soal insiden motor gede yang masuk tol dan membayar Rp 2.000. Ini penjelasan mereka.

Kepala Bagian Komunikasi Jasa Marga Wasta Gunadi mengatakan, motor gede itu dibiarkan tetap melaju karena sudah terlanjur masuk tol. Pihaknya tak bisa meminta pengendara itu keluar karena malah akan memperburuk situasi.

"Nggak mungkin disuruh balik lagi karena keluar, dia pasti masuk tol lagi, malah lebih panjang," kata Wasta kepada detikcom, Senin (19/11/2012).

Terkait pembayaran Rp 2.000 di loket Kebon Jeruk, Wasta juga punya penjelasan tersendiri. Menurut dia, ada sensor khusus di pintu tol yang mendeteksi setiap kendaraan yang lewat. Sensor itu akan mewajibkan setiap pengendara untuk membayar. Bila tidak, maka tarif akan dibebankan pada petugas.

"Kalau moge itu nggak bayar, petugas kita akan nombok. Kalau dia lewat situ, jadi ya harus bayar," jelasnya.

Guna mencegah insiden ini terulang, pihak Jasa Marga berjanji akan melakukan evaluasi. Rambu larangan motor bisa saja diperbesar atau dengan cara lainnya.

"Perlu saya jelaskan juga kewenangan menolak penindakan terhadap pelanggaran, tetap kewenangan polisi, kita kerja sama dengan kepolisian, kalau misalnya ada pelanggaran," paparnya
Kalau terjadi soal ini lagi,  ini solusinya pak .
Bikin Aturannya....
-  Jika motor ( semua motor ) melewati  gerbang tol, biarkan dengan alasan keamanan dan 
    kelancaran lalu   lintas di gerbang tol, tapi lalu di pinggirkan setelah gerbang.
-  Jangan biarkan dia membayar di loket, tapi tahan untuk di data dan denda yang di bayar di  
    loket kantor pengelola
-  Lakukan prosedur tilang
-  Jika masuk pintu sebelum tol, tahan dan panggil mobil angkut untuk melewati tol ( karena  
    motor  tetap gak boleh) dengan biaya di tanggung oleh pengendara motor
-  Beri sign yang mengarah ke edukasi  seperti : BERBAHAYA  !! Motor dilarang masuk tol...dll


Semoga semangat patuh akan aturan menjadi milik kita bersama


Moge "boleh" lewat jalan tol

Hi kaum riders...


Di  berita media-media beberapa waktu yang lalu di beritakan mengenai moge yang " berani" lewat jalan tol. Ini membuat saya cukup tergelitik untuk akhirnya turun gunung dan ikut meramaikan keriuhan ini. Males sebenarnya mengomentari hal ini, tapi kok ya selalu ada terus peristiwa kayak ini dan gak pernah ada jalan keluarnya ya ??

Dari beberapa sharing dengan teman ( Yang mengendarai moge ) saya coba melihat beberapa poin yang menjadi alasannya moge  masuk tol. Saya mengulasnya dalam bentuk drama aja ya...biar bersemangat.

Mogo ( Motornya gede bo' ) Moci ( Motornya kecil iih )
( Sore itu saat nongkrong di warung Cak Kasirun di dekat pintu tol kebun jeruk )

Mogo dengan nikmatnya menyeruput es jeruk, wajahnya tampak kelelahan...
Moci  : '' Hi bro,  motornya kemana ? Kok nggak kelihatan ?''  Moci yang baru datang menegur temannya     yang kelihatan agak kesal  raut wajahnya.
Mogo : ''Udah bawa  pulang, tadi di jemput anak-anak. Gak kuat Ci sampe ke rumah..hhhsss..."
Moci  :  " Pak kopi pait ya ( Memesan ). Emang dari mana bro ?"
Moge : " Dari Slipi..maccceeetnya minta ampun.."
Moci  : " Lho Slipi kan dekat ?"
Mogo : " Dekat dari Hongkong !!! Pak es jeruk lagi ya, skalian dua, gelas gede !"
Moci :  '' ooww" ( Geleng-geleng)
Mogo : " Akhirnya gua ambil tol..."
Moci  : " Hhhh " ( terbelalak...biar dramatis )
Mogo : " Kok gitu seeh responnya..kayak sinetron aja.! Lu sih gak pernah naik motor gede. Tau nggak kalo moge itu susah nembus macet(1). Apalagi motornya berat banget(2)."
Moci  :  " Lho tapi kan lu  bisa berenti istirahat  dulu dooong."
Mogo :  " Lha ini..gue kan eksekutive Ci. Mana ada waktu (3)? Laen sama lu..."

Moci mesem-mesem mencoba memaklumi situasi sahabatnya. Iya dengan kesibukan yang ada, Mogo sebenarnya mencintai hoby bermotor. Ya,  karena memang punya uang dan pengaruh komunitasnya akhirnya Mogo meminang Moge idamannya. Apalagi sejak punya Moge dia makin percaya diri dan merasa Renegade banget. Tampilannya juga berubah, pake  jaket kulit dan mata sabuk besi stainless gede dan mengkilap.

Mogo : " Dan lu tau Ci..moge itu karena soal spec mesin dan pemeliharaannya gak baik jalan pelan dan tersendat-sendat begitu(4). Mahal kan kalau rusak."
Moci : " Oh ya sorry bro, gue baru tau. Trus waktu masuk tol apa gak di tahan ?"
Mogo : ''Wah...pede aja...kan yang biasa naik motor ginian VIP(5). VIP boleh masuk tol kok apalagi darurat(6).  Gue juga gak sembarangan lho, coba lu bayangkan kalo gue gak buru-buru, urusan departemen gue bisa berantakan. Urusannya panjang..Kerugiannya besar lho..dampaknya ya masyarakat kecil juga yang kena....jadi maklumlah..."

Moci coba meredakan kekesalan sahabatnya, dan mencoba memaklumi kondisi Mogo yang masih dongkol. Dia gak coba  adu argumentasi, dan membiarkan Mogo menumpahkan kekesalannya atas situasi lalu-lintas kota Jakarta. Walaupun dalam hati Moci ingin berdebat soal :
-  Tidakkah baiknya memilih kendaraan sesuai kondisi lalu-lintasnya. Atau memilih track yang sesuai
    dengan kendaraanya.Bijak akan menghidarkan kita dari kesulitan.
-  Jangan naik moge jika tidak memiliki fisik yang seimbang, biar gak muncul banyak alasan kemudian.
-  Jika naik Moge itu sebuah level status, baiknya bersifat ksatria untuk membayar konsekuensinya.
-  Naik moge itu kan kelihatan garang, ya berkelakuanlah yang sesuai dengan jantan dan  berani susah.
-  Apapun alasannya, peraturan membagi jalur tol berdasarkan roda, taati peraturan demi rasa keadilan      
    bersama.
-  Jika merasa VIP dengan moge, tunjukanlah sifat contoh dan teladan.
-  Pelanggar aturan adalah penjahat, dan yang minta didahulukan hanya orang yang lemah.

Moci  :  "Ayo pulang bro...gue bonceng sampe ke rumah."
Mogo : " Ok, tapi antar dulu gue ke rumah mak Salimah di deket rumah lu ya. Gue mau pijat dulu, pinggul gue rada ngilu nih...eeeh ngomong-ngomong motor lu masih yang ini ?? Gak mau ganti ? Temen gue mau
jual murah mogenya tuh, biasa... lagi butuh uang.."
Moci : " ooogggaaah  !!!"