Sabtu, 21 April 2012

KEPUTUSAN CERDAS SAAT BERKENDARA



Ada banyak hal yang mempengaruhi typikal orang dalam berkendara. Hampir setiap orang mungkin memiliki cara yang berbeda. Ya memang pasti akan berbeda, karena berkendara pasti sangat di pengaruhi oleh siapa pengemudinya, apa kepentingannya, pengalamannya dan bagaimana kondisi emosionalnya saat itu. Tentunya ini akan mempengaruhi setiap keputusan yang di ambilnya dalam mengemudi.
Saya menulis hal ini sebagai share, untuk menjadi bekal  bagi kaum riders. Karena mengingat menunggang motor saat ini bisa menjadi bermanfaat atau sebaliknya..

Dari jalanan saya menimba pengalaman. Melihat banyak model dan type penunggang kuda besi. Kadang menjadi mudah membaca karakter pengemudinya dari cara dia berkendara. Bagi saya sangat absolute egois seseorang yang berkendara santai di jalur busway di Jakarta, walaupun saat itu  jalur jalan utama sedang lengang. Dan itu sering terjadi.  Dan orang juga bisa menuduh saya  kurang kerjaan saat melihat saya membunyikan klakson berulang-ulang saat melihat peristiwa seperti itu….biarlah….
Semuanya akan bermula pada saat kita mengambil keputusan pada saat  melakukan sesuatu pada waktu berkendara. Menerobos lampu merah, ngebut gila-gilaan, zig-zag tanpa arah karena ingin mengitimidasi jalanan, melanggar rambu dan merugikan orang, atau bisa berkendara dengan lebih sopan, mematuhi rambu, kencang terukur dan hati-hati..atau hal-hal lainnya…sekali lagi sebuah keputusan yang memulainya.
Apa yang memicu sebuah keputusan dalam berkendara ?
1.       Kepentingan
Kepentingan yang memulai niat kita berkendara dan menetapkan tujuannya
2.       Rencana
Rencana yang akan membuat kita memilih  waktu, jalur, kecepatan, dan  tempat
3.       Emosi
Kondisi emosi akan mempengaruhi cara kita mengatasi   berbagai hal dalam berkendara
4.       Pengalaman
Pengalaman akan membuat kita memiliki pengetahuan yang menjadi pertimbangan utama saat kita merespon sesuatu
5.       Skill
Skill berkendara akan menjadikan kita membuat kondisi menjadi lebih baik
Ok kaum riders….lima hal ini akan susah dipahami. Bukan ingin membuat materi seminar, tapi saya akan memberikan contoh lewat sebuah analogi.
Pada saat anda akan pergi kerja ( 1 )  pagi hari. Karena ini hari senin anda tau jalanan pasti ramai dan di beberapa titik pasti macet, anda mengambil  jalur lingkar yang sebenarnya lebih jauh namun mungkin lebih lengang. Apalagi masih pagi, yah.. masih cukup waktu untuk sampai ke kantor    ( 2 ) . Namun tidak seperti biasa jalur ini pun sedikit padat. Jalur yang biasanya lancar di beberapa titik agak tersendat. Dan parahnya lagi  kok waktu berjalan begitu cepat ?  Di beberapa blok jalan yang tersendat terlihat banyak orang menerobos lampu merah dan naik ke trotoar. Kondisi mulai menguatirkan, jangan-jangan nanti akan terlambat ( 3 ) . Tapi sudahlah..kuatir resiko di tilang, kecelakaan atau  kesadaran  bahwa mengambil jalur yang tidak semestinya berarti merampas hak-hak orang lain.  Membuat anda mengambil keputusan bijak, tetap dijalur utama dan tetap  setia pada aturan ( 4 )  keputusan bijak selalu di latar belakang pengalaman seseorang. Pernah kecelakaan… Dari kecil diajari jujur…tau bahwa melanggar hukum itu beresiko…dan berbagai pengalaman dan pengetahuan lainnya.  Akhirnya dengan keputusan itu anda memilih untuk mengatasi kondisi dengan memaksimalkan  kemampuan berkendara yang anda punya ( 5 ). Manuver, membelah kepadatan lalu lintas, sedikit zig-zag di antara kendaraan, dan bergembira mendapatkan sebuah tantangan…haaaa…… soal sampai di kantor terlambat itu soal lain..hehehe…
Nah ..kaum riders..udah cukup dipahami kan ?  Jadi ini selalu akan menjadi dasar model berkendara. Jika kita melihat seseorang  berkendara ugal-ugalan, berarti kita melihat 5 hal tadi sedang bekerja, namun tidak bekerja dengan format yang positif.
Oleh karena itu milikilah kepentingan yang baik, rencana yang akurat, emosi yang stabil, pengalaman yang kaya,dan skill yang mumpuni. Niscaya kita akan selalu mengambil keputusan yang cocok dan berkendara akan jadi sangat nyaman…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar